Kalurahan MELIKAN

Melikan)(Sida Samekta). Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan kegiatan sosialisasi sekaligus praktik pembuatan silase sebagai upaya menjaga ketahanan pakan ternak di Kalurahan Melikan, Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung pada Juli hingga Agustus 2025 dan menjadi bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema Pertanian dan Peternakan Terpadu Berkelanjutan.

Tujuan utama kegiatan adalah meningkatkan wawasan dan keterampilan para peternak lokal dalam mengolah hijauan pakan menjadi silase, yakni pakan hasil fermentasi yang mampu bertahan lama serta tetap menjaga kandungan nutrisi. Hal ini dipandang penting mengingat sebagian besar masyarakat Kalurahan Melikan menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan peternakan, sedangkan pada musim kemarau ketersediaan hijauan kerap berkurang drastis.

Dewa Agung Krisna, mahasiswa Fakultas Peternakan UNS sekaligus penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa silase merupakan teknik pengawetan pakan dengan cara menyimpan hijauan dalam wadah kedap udara. Proses ini membuat hijauan dapat difermentasi secara alami oleh bakteri asam laktat, sehingga mampu bertahan dalam jangka waktu lama tanpa kehilangan kualitas.

“Dengan memanfaatkan silase, peternak tidak perlu khawatir ketika musim kemarau tiba. Mereka bisa menekan biaya pembelian pakan tambahan sekaligus menjaga produktivitas ternak karena kualitas gizi tetap terjaga,” terangnya.

Pelatihan dilakukan di Kandang Komunal Gebang dan diikuti oleh perwakilan peternak dari tujuh padukuhan, yaitu Gebang Wetan, Gebang Kulon, Mujing, Wuni, Jeruk Gulung, Ngampiran, dan Melikan. Antusiasme peserta terlihat sejak awal kegiatan. Mereka aktif mengikuti seluruh rangkaian praktik mulai dari pencacahan hijauan menggunakan mesin chopper, pencampuran bahan tambahan berupa tetes tebu dan bekatul, hingga tahap penyimpanan dan pemadatan hijauan ke dalam drum plastik.

Menurut Dewa, keterlibatan langsung peternak dalam praktik ini menjadi kunci agar ilmu yang dibagikan benar-benar dapat diterapkan. “Kami tidak hanya memberikan teori, tetapi juga membimbing peserta melakukan setiap tahap, sehingga setelah program selesai, mereka bisa memproduksi silase secara mandiri,” jelasnya.

Prof. Dr. Ir. Eka Handayanta, M.P., IPU., ASEAN Eng., dosen pembimbing kegiatan, menambahkan bahwa program ini sejalan dengan misi pemberdayaan petani-peternak lokal. Ia menilai teknologi silase dapat menjadi solusi tepat guna untuk menjaga keberlanjutan usaha peternakan di wilayah yang rawan kekeringan seperti Gunungkidul.

“Silase bisa menjadi salah satu strategi desa dalam mendukung ketahanan pangan. Dengan ketersediaan pakan yang terjamin, peternak tidak perlu mengurangi jumlah ternaknya pada musim kemarau. Hal ini tentu berdampak pada stabilitas ekonomi rumah tangga mereka,” jelasnya.

Selain memberikan manfaat jangka pendek, kegiatan ini juga diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya inovasi dalam mengelola sumber daya lokal. Dengan mengoptimalkan potensi yang ada, peternak di Kalurahan Melikan diharapkan lebih mandiri dan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada pakan komersial.

Ke depan, hasil pelatihan ini diharapkan dapat ditularkan ke kelompok-kelompok ternak lain di sekitar Rongkop sehingga manfaatnya semakin luas. Mahasiswa KKN UNS bersama dosen pembimbing juga membuka ruang diskusi lebih lanjut apabila masyarakat membutuhkan pendampingan tambahan.

Dengan adanya kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan silase ini, masyarakat Kalurahan Melikan kini memiliki bekal keterampilan baru dalam mengelola pakan ternak. Upaya sederhana namun berkelanjutan ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung keberlanjutan sektor peternakan di daerah.